Minggu, 05 Februari 2012

Kampoeng Cyber Ayodya 2


Wireless LAN di perum Ayodya 2 Purwodadi telah 1 tahun lebih dibuat. Berangkat dari keinginan untuk memperoleh koneksi internet yang murah dan cepat.  Karena ini abad informasi, yang bukannya perlu disikapi dengan latah, namun lebih pada keinginan untuk beradaptasi dengan zaman dimana informasi bisa didapat dengan mudah dan cepat. Sudah barang tentu itu tidaklah mudah, karena kami tidak sedang mengundang kenduri. Ada kekuatiran dampak negatifnya, ada kendala biaya, dan lain sebagainya. Namun juga ada kultur yang telah terbangun, seperti layaknya lembaga R&D, yang senantiasa siap memberikan solusi.

Abad informasi adalah masa ketika informasi jadi mudah didapat. Biaya komunikasi menjadi kian terjangkau oleh orang ramai. Heri Sutanto melakukan hal yang tepat, ketika ia memutuskan untuk membangun infrastruktur komunikasi berbasis komunitas di kampung Taman Yogyakarta. Karena hanya dengan demikianlah kita bisa berinternet murah - inilah saat teknologi manusia dimanfaatkan, inilah saatnya menggunakan alat jelajah referensi virtual, tidak dengan gagap atau malah alergi. Dan hasilnya : 25 dari 27 rumah yang ada di RT tersebut telah terpasang piranti komputer yang tersambung internet. Semangat gotongroyong yang membuat sesuatu menjadi mudah dan murah. Maka jamak kini bila ada anak tetangganya yang sudah bisa desain weblog dengan CorelDraw atau ibu–ibu yang saling bertukar resep masakan hasil download mereka. Mereka kini bisa memperkenalkan segala potensi yang ada di lingkungan tempat tinggalnya ke dunia luar yang lebih luas – World Wide Web, atau sekedar mengkopi lagu dari tetangganya cukup dengan duduk didepan layar komputernya. Usaha merekapun tambah maju, arus komunikasi di RT itupun jadi semangkin cepat dan lancar.

Agaknya kita tak boleh lupa di tahun 1998. Ketika Onno W Purbho, seorang pakar IT yang terkenal itu, mengancam akan mengundurkan diri dari kantor DITJEN POSTEL tempat ia bekerja. Ia menganggap DITJEN POSTEL telah bertindak arogan dengan mensweeping pengguna frequensi 2,4 GHz. yang regulasinya saja masih tarik ulur.  Dan kita tahu frequensi tersebut adalah yang digunakan pengguna jaringan hotspot di seluruh pelosok tanah air. Bagi Onno, pemerintah tidak berpihak pada masyarakat kecil, tidak sepenuh hati mencerdaskan kehidupan bangsa. Singkat cerita, oleh perjuangan yang “ nothing to lose “ itupun pemerintah akhirnya mengalah.

Kini telah banyak infrastruktur komunikasi berbasis komunitas berdiri. Ragam kegiatan di berbagai kampung cyber itu telah menginspirasi kami. Chatting dan browsing bisa menjadi hal yang mengasyikkan, namun kebersamaan itulah yang mengisi jiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar